Powered By Blogger
Powered By Blogger

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday, May 4, 2012

Bubarkan Acara Liberal, Kapolsek Pasar Minggu Pantas Naik Pangkat



Sikapnya yang tegas, bahasanya yang lugas menunjukkan sosok yang cerdas. Pantaslah  mendapat apresiasi. Indonesia butuh sosok penegak hukum pemberani. Tanpa malu-malu membubarkan kampanye ilegal faham lisbianisme liberal berkedok agama.

“Iman, kebebasan and Cinta” adalah kalimat yang ambigu, bahkan membuat ‘mabok’ pembaca. Bagaimana bisa memaknai kata iman digabungkan dengan kata kebebasan untuk melakukan praktik cinta abnormal kaum lesbian yang diharamkan oleh agama manapun di muka bumi ini.

Wajar bila masyarakat, siapapun dan dari Ormas manapun, menolak kedatangan Irshad Manji, seorang aktivis feminisme asal Kanada (4/5/2012) Jum’at malam.

Pemikir yang sehat pasti merasa “mending” acara itu bubar. Bubar sebelum terjadi aksi anarkis. Andai saja dibiarkan berlanjut, siapa yang bisa menjamin acara akan berlangsung kondusif.

Sikap tegas penegak hukum yang beradab tidak boleh dikesampingkan. Dialah, Kapolsek Pasar Minggu, Kompol Adri Desas Priyanto, SH., Keberaniannya mengendalikan situasi agar tidak terjadi bentrok antara massa pemerotes dan Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Sikap itu sudah benar, karena Polisi bertugas mengayomi masyarakat. Jika ada warga negara asing (WNA) yang ingin meracuni masyarakat dengan faham-faham yang bertentangan dengan budaya negara setempat. Maka tugas polisi membubarkan acara tersebut. Bahkan bila perlu segera mengamanka orang tersebut dan mengirimnya kembali ke negara asalnya.

Meski, sebenarnya, pihak berwajib berwewenang membubarkan acara itu karena tidak mengantongi izin, tapi petugas satu ini lebih memilih untuk memberikan himbauan kepada peserta diskusi yang menghadirkan pembicara dari luar negeri yang kontroversial.

Saya yakin, meminta izin menyelenggarakan kegiatan massif sebesar apapun tidak perlu waktu lama. Karenanya, kenapa harus ilegal. Dan yang paling penting kenapa membawa virus liberal konservatif ke dalam negeri yang berpenduduk mayoritas Muslim ini. Tidakkah itu mencemari kearifan lokal budaya Indonesia?

Indonesia membutuhkan aparat yang berani tegas bukan saja menyikapi aktivis Islam. Tapi juga kepada aktivis liberal yang meneror budaya Indonesia dengan budaya asing yang destruktif.

Bagi seorang Pancasilais sejati, tentu berpendapat bahwa Adri Priyanto berhak dinaikkan pangkatnya. Naik pangkat agar bisa mengambil kebijakan tegas di level yang tinggi. Jangan berikan ruang sedikit pun di bumi pertiwi ini kepada perusak budaya dan agama. Bila perlu, bubarkan Detasemen Khusus (Densus) 88 yang sering kali melakukan penangkapan terhadap para aktivis Islam.


*Penulis adalah Penggiat Kajian Pemikiran SINAI (Studi Informasi Alam Islmi) Cairo. 

Jakarta Tolak "Ifsad" Manji


Warga Pejaten (Jum’at, 4/5/2012) menolak kedatangan Irshad Manji, tokoh feminisme asal kanada. Masyarakat Pejaten Pasar Minggu Jakarta Selatan keberatan dengan acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Salihara, karena disinyalir mengkampanyekan faham lesbianisme dan praktik perkawinan sejenis. 

Rencananya, Irshad Manji akan melaunching buku "Allah, Liberty and Love" di sejumlah daerah di Indonesia.  
“Demi Allah, kami tidak akan meninggalkan tempat ini sebelum acara ini dibubarkan”, teriak salah seorang warga di Jl. Salihara Pejaten.  
Khawatir terjadi tindak anarkis dari warga, Kapolsek Pasar Minggu, Adri Desas Priyanto, SH. menghimbau  agar acara segera dikondisikan. Pasalnya, acara bertajuk “AllahLiberty and Love” ini, selain menghadirkan sosok kontroversial yang tidak mendapat restu dari masyarakat sekitar juga tidak mengantongi izin dari pihak berwajib.
Sekitar dua puluh  menit berjalannya acara, panitia mempersilahkan Kapolsek Pasar Minggu untuk memberikan himbauan.
“Jadi, malam ini saya ingin menyampaikan informasi sehubungan dengan kegiatan yang berlangsung hari ini. Pertama, saya mendapat SMS dari warga bahwa warga setempat keberatan dengan kegiatan di sini. Ada SMS-nya, buktinya. Pak RT dan Pak RW sudah berkumpul di sini. Kedua, selain warga setempat, ormas-ormas pun juga demikian. Ketiga, karena kegiatan ini tidak ada perizinannya. Semua kegiatan keramaian yang menghadirkan orang asing harus ada izin dari pihak kepolisian” papar Adri disambut riuh fan-fan Manji.
“Kalau ada izin, kami siap meng-back up acara ini mati-matian” ujar Adri kepada wartawan.
Dinilai arogan, Guntur Romli ancam akan mengadukan Adri ke Kapolda Metro Jaya hari ini (Kamis, 5/5/2012).
“Saya akan adukan Anda ke Kapolda besok”, ujar kurator program diskusi di Salihara Community dan editor Jaringan Islam Liberal Jakarta ini.
Sementara Ulil Absar Abdala, tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL), menganggap Kapolsek dapat tekanan dari Ormas.
“Saya fikir wajar ya, Kapolsek takut karena ditekan oleh Ormas. Tapi masalahnya, kalau di negeri kaum fundamentalis boleh bicara, kenapa aktvis liberal tidak boleh?”, ungkap Ulil heran saat dimintai keterangan oleh Eramuslim. (Masdar Helmi)

Thursday, May 3, 2012

"Bersatu Saja Belum Tentu Menang, Apalagi Bercerai"









Pertama kali saya (Masdar Helmi/Mas Emha) tahu pernyataan emas ini saat mengambil bukti dan dokumentasi kesesatan Syi'ah di kediaman Dr. Adian Husaini, M.Si. (Direktur Pascasarjana Univ. Ibnu Khaldun Bogor) di Depok, Jawa Barat untuk di serahka ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Jl. Proklamasi No. 51 Menteng Jakarta Pusat. 

Kali ini, pernyataan ini dilontarkan oleh seorang intelektual muda, Bachtiar Nasir (AQL).
Berikut hasil liputan saya untuk www.eramuslim.com (Media Islam Rujukan): 
Jakarta, Sekretaris Jenderal (Sekjend) Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Bachtiar Nasir, MM. dalam orasinya di masjid Sunda Kelapa (Ahad, 08/04/2012) mengajak seluruh elemen umat Islam bersatu melawan faham liberalisme.
"Kita (umat Islam) harus bersatu melawan faham liberaslisme. Bersatu saja kita belum tentu menang, apalagi sendiri-sendiri" ucapnya berapi-api.
Tabligh Akbar yang bertema "Menolak RUU Gender Liberal" ini mengundang antusias massa yang cukup signifikan. Sekitar seribu peserta dari berbagai organisasi massa (Ormas) dan majelis taklim memadati ruang utama masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat.
"Kita tidak hanya sekadar menolak atau mengkritisi RUU gender liberal. Isu gender terlalu kecil untuk kita tanggapi. Tapi, kita sedang menabuh genderang perang melawan liberalisme dan faham isme-isme destruktif lainnya. Di antara faham-faham liberalisme itu, ada RUU gender yang hendak dipaksakan menjadi sebuah sistem di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam", papar dai kondang ini sambil meradang.
Senada dengan Sekjend MIUMI, Muhammad Zaitun, MA (Ketua Umum Wahdah Islamiyah) dan DR. Ahmad Zain Annajah, pakar tafsir lulusan Al-Azhar Cairo ini, juga mengajak umat Islam bersatu melawan faham liberalisme.
Secara spesifik, Ahmad Zain lantang meledek dan menggugat kelancangan aktivis gender liberal ekstrim yang berani melawan peraturan Tuhan.
"Yang berhak membuat peraturan (SOP), mestinya yang menciptakan. Karena yang menciptakan manusia adalah Allah, maka Allah-lah yang berhak membuat aturan. Bukan manusia. Sejak kapan DPR menciptakan manusia? tantangnya.
"Sudah semestinya DPR melahirkan undang-undang yang tidak berlawanan dengan "SOP" Tuhan" jelasnya panjang lebar.
Selain Bachtiar Nasir, DR. Adian Husaini (Direktur Pascasarjana UIK Bogor) Henri Salahuddin, MA (pakar gender INSIST) dan Jeje Zainuddin (Pakar Hukum Islam PERSIS) turut berorasi pada Tabligh Akbar siang tadi.
Sementara DR. Marwah Daud dan Asri Evo mewakili nurani kaum perempuan.[MH/MIUMI]
Sumber: 

Aktivis Gender Tak Bahagia Berumah Tangga

Judul di atas adalah pernyataan yang dilontarkan Henri Salahuddin, MA. di tengah seminar yang digelar Nuansa Islam (Salam) mahasiswa Universitas Indonesia Depok (Selasa, 10/4/2012).
Saat ini, Rancangan Undang-undang Kesetaraan dan Keadilan Gender (RUU KKG) sudah mulai alot dibicarakan di DPR. Berbagai elemen masyarakat sudah mulai menyatakan penolakan.

Pada Seminar bertajuk "Membedah RUU KKG" yang diselenggarakan oleh Nuansa Islam (SALAM) pada hari selasa (10/4/2012) di Universitas Indonesia, MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia) menyatakan dengan tegas menolak RUU KKG.



RUU KKG ingin melahirkan pengarustamaan Gender (PUG). Ideologi berbasis jenis kelamin. Mengukur segala sesuatu dengan keterlibatan kaum wanita di segala lini.



Menurut Henri Salahuddin, salah seorang tokoh Pendiri MIUMI, pengesahan RUU KKG akan melahirkan permasalahan baru yang lebih berat. RUU KKG bukan menjadi solusi bagi pemberdayaan kaum hawa, tapi justru pemaksaan terhadap kaum wanita untuk turun ke ranah publik layaknya kaum laki-laki. Padahal dalam Islam yang berkewajiban mencari nafkah adalah laki-laki. Bukan wanita. Karenanya, aktivis feminis disinyalir tidak pernah bahagia dalam kehidupan rumah tangga. Karena kodrat kaum wanita memang tercipta berbeda dengan kaum laki-laki.



"Kalau semuanya dituntut sama dengan kaum laki-laki, saya yakin kaum feminis ini adalah orang-orang yang tidak pernah menikmati suasana romantis (bahagia) dalam berumah tangga. Karena, istri bakal menuntut suami sama dengan dirinya. Jadi, laki-laki harus hamil dan mengalami yang namanya haid dan nifas supaya setara dan sama persis dengan kaum prempuan. Lama-lama, lihat laki-laki (maaf) kencing berdiri prempuan juga mau buang air kecil sambil berdiri" ujar Henri berkelakar.



Berbicara soal perlu tidak perlunya RUU KKG, Pendiri & Dewan Pembina PAHAM Indonesia dan Bulan Sabit Merah Indonesia, Heru Susetyo, M.Si menyatakan RUU ini tidak perlu. Karena tidak semua prolematika terkait gender harus diatur dengan undang-undang (UU).



"Saya sengaja tidak memberikan opsi jawaban apakah layak diterima atau tidak, bagi saya RUU ini tidak perlu (dibahas), apalagi diterima. Tidak layak diterima DPR. Soal permasalahan kaum perempuan kan sudah diatur dalam UU yang lain. Optimalkan saja itu" jelasnya sambil menunjukkan data UU yang mengakomodir kepentingan kaum wanita.

Sementara SALAM UI sendiri selaku penyelenggara seminar belum memberikan peryataan menolak secara resmi meski beberapa panitia menganggap RUU KKG ini tidak layak dibahas oleh komisi VIII DPR RI.


"Secara resmi kami belum menyatakan menolak, tapi secara pribadi saya tidak setuju dengan RUU KKG ini," ungkap ketua SALAM UI.



Pada hakekatnya, yang menolak kesetaraan mutlak itu bukan hanya kaum laki-laki, tapi juga kaum perempuan. "Banyak kaum perempuan ketika diminta untuk mengemban amanah yang biasanya diemban kaum laki-laki mereka mengatakan lhoh koq saya, saya kan perempuan! Itu artinya kaum prempuan, tidak mau disamaratakan dengan kaum laki-laki", jelas Erich Agustab Pratista mahasiswa Fak. Ilmu Komputer UI di sela-sela seminar kemaren.



Sementar itu, Wakil dari Ledia Hanifah Amalia MPsi.T Anggota Komisi VIII DPR RI (Ketua Kaukus Perempuan Parlemen), Bu Lusi, menjelaskan, isu bahwa RUU KKG akan disahkan bulan ini (15/04/2012) tidaklah benar. Alasannya, pertama, tanggal 15 April itu bukan hari kerja karena jatuh pada hari Ahad. Kedua, DPR RI Pusat masih dalam masa reses.



"Prosedur RUU KKG masih jauh untuk dibahas apalagi untuk sahkan. Masih ada kemungkinan direvisi, bahkan ditolak," pangkasnya.



Namun, Henri meyakinkan bahwa umat Islam memang harus mengkritisi wacana gender liberal ini sejak dini.

"Tapi bagus koq, walaupun masih lama, kita tetap harus mengkritisi RUU KKG ini supaya kita tidak kecolongan. Baru muncul pun sudah harus kita ketok (tolak)", ajak kandidat doktor University of Malaya (UM), Malaysia ini. [Masdar Helmi/MIUMI]

Masdar Helmi
Alumni Al-Azhar Univ, Cair lahir 1986 di Lampung. Koordinator Kajian Pemikiran SINAI (KPS-Cairo). Saat ini aktif di Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Pusat bidang media dan informasi.  



http://arrahmah.com/read/2012/04/13/19386-henri-salahudin-aktivis-gender-tak-bahagia-berumah-tangga.html
http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/04/13/18646/aktivis-gender-tak-akan-pernah-bahagia-berumahtangga/

Eks Petinggi LDII Curhat ke MIUMI





















































Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) semakin dirasakan kehadirannya di tengah masyarakat. Banyak kalangan yang menaruh harapan besar kepada MIUMI agar memberikan solusi terhadap problematika umat Islam.

Mantan Pengurus Pusat Islam Jamaah (IJ) yang bertopeng Lembaga Dakwa Islam Indonesia (LDII) membeberkan kesesatan LDII kepada Sekretaris Jenderal (Sekjend) MIUMI (Rabu, 1/4/2012).
Mauluddin, mantan Wakil Imam Besar IJ (setingkat Wapres dalam struktur Republik LDII) menyatakan, IJ mirip Khawarij dan sangat berbahaya bagi akidah umat Islam. "Iya, sangat kental nuansa takfirnya. Jadi, selain anggota LDII, dianggap kafir", ujarnya saat wawancarai di Kantor MIUMI, Jalan Tebet Timur Dalam VIII No. 44. Jakarta Selatan (Rabu, 11/04/2012).
Mauluddin mengungkapan, sebab para mantan keluar IJ atau LDII di antaranya, mereka merasa aneh dengan kewajiban mempelajari Islam lewat jalur riwayat (manqul) Haji Nurhasan Ubaidah sebagai Imam Besar IJ. Selain itu tidak dibenarkan.
Saya merasa aneh, ngajinya kenapa harus secara manqul dari Haji Nurhasan. Katanya (Nurhasan), jamaah ini (IJ) tidak fanatik dengan mazhab tertentu. Tidak mengambil pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad. Tapi, murni mengamalkan Al-Quran dan hadits. Kalau demikian, kenapaharus mempelajari Islam sesuai doktrin Haji Nurhasan saja”, paparnya.
Mereka memang menggunaka Al-Quran dan Hadits dalam mengindoktrinasi anggota jamaah, tapi penafsirannya akan berbeda dengan penafsiran ulama pada umumnya, karena dipelesetkan sesuai kepentingan mereka (IJ)”, tambah Adam Amrullah salah seorang mantan LDII yang mengaku pernah menjadi ketua kepemudaan IJ ini.  
Sikap radikal ala khawarij yang suka mengkafirkan orang di luar IJ tak hanya mengagetkan orang di luar IJ, tapi juga dari kalangan internal yang sudah malang melintang dalam dakwah LDII.
Saya produk asli IJ. Ayah, ibu bahkan kakek nenek saya semuanya IJ. Tapi saya justru ill fell (hilang rasa simpatik) dengan dakwahnya yang terlalu sombong, menggaggap IJ-lah satu2nya jamaah yg mengamalkan Al-Quran-Hadits dan dijamin “pasti” masuk surga” jelasnya kepada Sekjend MIUMI.
Kekuatan doktrin IJ tertumpu pada sandi 354 (galipat). Tiga berarti tiga butir yang berarti, Jamaah, Al-Quran dan Hadits. Artinya Al-Quran dan Hadits harus diinterpretasikan sesuai penafsiran “Jamaah”.
Lima artinya lima butir berisi sumpah setia(bai’at) kepada Sang Amir untuk mengaji, mengamal, membela, sambung jamaah dan taat Amir(pimpinan).
Empat maknanya lima butir pengikat iman yang terdiri dari syukur, menganggungkan, bersungguh-sungguh dan berdoa untuk Amir. Nah, kewajiban jamaah untuk menyumbang sepuluh (10) persen dari penghasilan perbulannya masuk dalam bab membela Jamaah itu, plus infak untuk dainya. Semua kalau ditotal bisa sampai 20% dari penghasilan kita “ jelas Pak Imam mantan Muballigh (penceramah) LDII yang anak istrinya masih terperangkap dalam pusaran LDII.
Menanggapi pengaduan para mantan LDII ini, Sekjend MIUMI, Bachtiar Nasir tidak ragu menyatakan bahwa IJ sesat menyesatkan. Tidak ragu bagi kami bahwa LDII ini sesat. Karena itu kami sarankan kepada Bapak-bapak yang sudah keluar dari LDII agar tetap solid dan segera mengambil langkah startegis untuk memberikan pencerahan kepada jamaah yang masih di LDII”, tutur Direktur Ar-Rahman Quranic Learning Center (AQL) Tebet, Jakarta Selatan.
Menurut Abdurrahim, mantan Gubernur Republik LDII Wilayah DKI Jakarat, untuk memuluskan dakwahnya LDII tidak hanya berganti nama. Tapi juga mendirikan ormas berupa Lembaga Dakwa Islam Indonesia (LDII), Persatuan Silat Nasional (Persinas) ASAD, Usaha Bersama (UB), Cinta Alam Indonesia (CAI), dan Sentra Komunikasi (SENKOM).
Data serupa juga diamini oleh Adam Amrullah,“organisasi-organisasi itu sengaja didirikan untuk mewadahi potensi internal dan menjerat orang-orang di luar IJ, “ ujar Adam yang dipaksa cerai oleh mertuanya karena dianggap murtad setelah keluar dari LDII. [Masdar Helmi/MIUMI]

Azhar Institute for Islamic and Arabic Studies (Lembaga Kajian Islam dan Arab Jakarta)



معهد الأزهر للدراسات الإسلامية والعربية بجاكرتا

AZHAR INSTITUTE FOR ISLAMIC AND ARABIC STUDIES
LEMBAGA KAJIAN ISLAM DAN ARAB AL-AZHAR (LKIA) JAKARTA


Iftitah
  
Sejarah mencatat peranan Al-Azhar dalam menlahirkan ulama dan pemimpin serta ulama pemimpin umat, bukan saja dalam memerangi kebodohan (mahwul ummiyah) tapi juga dalam perang mengusir penjajah (ghazwul isti’mar). 


Tidak hanya bergelut dalam riset ilmiah tapi juga peka terhadap isu keumatan. Wabil khusus dalam memerangi afkar munharifah (pemikiran sesat) dan membentengi maenstream akidah ASWAJA serta menjaadi ikon kesatuan umat Islam (wahdah islamiyah) seluruh dunia.


Kontribusi Al-Azhar kepada umat Islam tentu tidak bisa dipandang sebelah mata. Namun, para alumni dan setiap individu yang merasa terinspirasi oleh kemegahan Al-Azhar tidak boleh bersembunyi di balik retorika nama besar tanpa andil dalam melestarikan wibawa itersebut. Di sinilah letak pentingnya berdiri  Azhar Institute for Islamic and Arabic Studies  (LKIA) sebagai wahana ekpresi para alumni untuk menyambung estafeta perjuangan Al-Azhar.

Sejarah  Singkat
  
Sudah jamak diketahui bahwa gerakan kebangkitan dan koreksi terhadap kondisi umat selalu diinspirasi oleh para ilmuwan mujahid. Melahirkan ulama sekaliber  Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bukanlah hal yang mudah. Sama sulitnya untuk melahirkan  pemimpin sekelas Nuruddin Zanki (511-569 H, 1118-1174 M) dan Salahuddin Al-Ayyubi (532-589 H, 1138-1193 M) yang menghancurkan proyek politik salibis (westernisasi dunia Islam) dan proyek politik Syiah (Daulah Fatimid) sekaligus. Namun, bukan berarti tidak mungkin. Selagi berjalan pada koridor Syara’ dan dengan langkah penuh keyakinan, maka Allah akan menolong. Hanya butuh waktu dan strategi sebagai aplikasi dari ikhtiar wajib. Strategi penokohan para alumni untuk dapat menjadi representator kemegahan almamater mereka.

Atas dasar cita-cita itulah, maka para alumni merasa perlu menghimpun diri dalam suatu wadah silaturahmi sebaga basis pergerakan dan jaringan yang menaungi semua latar belakang pemikiran para alumni. Wadah itu diberi nama Lembaga Kajian Islam dan Arab Al-Azhar (Azhar Institute for Islamic and Arabic Studies), yang disingkat LKIA.


Visi

Menjadi lembaga representatif Islam dan Al-Azhar dalam penegakkan 
nilai-nilai integral IslamMenjadi wadah pemersatu para alumni dalam 
membangun peta perjuangan (road map) menuju kejayaan Islam. 

Misi

1. Mewadahi alumni untuk bersilaturahmi dengan ikatan emosional sebagai sesama 
    alumni Al-Azhar.
2. Melahirkan citra positif terhadap alumni.
3. Mengarahkan opini alumni kearah integralitas keislaman.
4. Memperkuat kesefahaman (toleransi) bersama antar  
    pergerakan Islam/ormas
5. Membendung arus pemikiran sesat (ex. liberal dan Syiah)
6. Menginspirasi alumni untuk merepresentasikan Islam  
    Sunni dalam berbagai kajian.
7. Memberdayakan alumni untuk berkiprah di tengah  
    masyarakat.
8. Merespon wacana umat, regional dan nasional.










     Nama       : Masdar Helmi, Lc
     Alamat     : Pondok Ranji, Ciputat. 
     Ttl            : Lampung, 10 November 1986
     Pekerjaan : Staf Ahli Sekjend MIUMI Bid. Media dan 
     Informasi
    Status     : Mahasiswa (Pascasarjana Institut Ilmu Al-Quran Jakarta). 
     Motto           : Infiru khifafan watsiqalan 
     No. Telp       : 0857 8291   9781