Amanah. Amanah adalah lawan kata khianah. Setiap kita pasti
merasa senang bila mendengar kata amanah. Bahkan, ketika baru mendapat amanah
pun sudah merasa senang, meskii belum tentu mampu untuk menunaikannya. Akan tetapi,
saat kita mendengar kata khianat, telinga terasa terbakar. Merah.
Marah.
Al-Quran menuturkan soal amanah ini, dalam surat Al-Anfal
ayat: 27.
Allah Swt berfirman:
يا أيها الذين آمنوا لا تخونوا الله والرسول وتخونوا أماناتكم وأنتم
تعلمون
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui."
Allah juga berfirman:
إِنَّ اللَّهَ
يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ
بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ
بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
[ النساء : الآية 58]
Artinya:
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar
lagi Maha Melihat." [QS. An-Nisa: 58]
Mari kita perhatikan redaksi ayat ini. Allah SWT menyebutkan
kata amanah dalam bentuk plural (jamak). Bukan singular
(tunggal). Itu artinya amanah yang diemban seseorang tidak mungkin satu. Pasti
ia mengemban amanah lebih dari satu dan bervariasi.
Di sisi lain, kita melihat ayat ini menyebutkan kata adil setelah
menyebutkan kata amanah. Dan ternyata memang demikian fenomena yang terjadi,
bahwa keadilan tidak dituntut kecuali amanah sudah tidak ditunaikan.
Tuntutan rakyat kecil yang terjadi di berbagai daerah
beberapa hari lalu adalah contoh nyata di mana keadilan dan amanah sudah sering
diabaikan. Sehingga rakyat menuntut keadilan. Adil dalam menyikapi anggaran.
Mayoritas rakyat Indonesia, terutama rakyat kecil menengah, menginginkan
subsidi BBM tidak dicabut. Kalau ingin menjaga keseimbangan anggaran maka
rakyat memohon agar anggaran belanja pemerintah yang mesti diturunkan. Jangan
semua dibebankan kepada rakyat.
Pertanyaan kita:
Apakah dengan menaikkan harga BBM/mencabut subsidi, yang
menurut asumsi pemerintah dapat menjaga kesetabilan anggaran (APBN-P), akan meningkatkan
kinerja pemerintah? Akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada rakyat?
Benarkah?
Masih butuh berapa lama untuk buat KTP? SIM? Dll.
Sejak dulu kita tahu bahwa shalat lima waktu menggugurkan dosa di
antara shalat-shalat itu. Dan shalat Jum'at menghapus dosa hingga Jum'at
berikutnya. Akan tetapi, adakah di antara kita yang menyadari bahwa menunuaikan
amanah pun menggilas dosa dan kesalahan kita.
Firman Allah: إنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ
Artinya:
Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu dapat menghapuskan keburukan (dosa).
Rasulullah SAW bersabda:
اضمنوا لي ستا
من أنفسكم أضمن لكم الجنة اصدقوا إذا حدثتم
وأوفوا إذا وعدتم وأدوا الأمانة إذا ائتمنتم واحفظوا فروجكم وغضوا أبصاركم وكفوا
أيديكم
(صحيح لغيره الترغيب والترهيب:
1901)
Artinya:
“”Berilah jaminan padaku enam perkara, maka aku
jamin bagi kalian surga. Jujurlah
saat berkata,tepati jika berjanji,tunaikan amanah jika dipercaya (mengmbannya),
jagalahkemaluan (kehormatan), tundukkan pandangan, cegahlah
tangan-tangan kalian (dari menyakiti orang lain).”
Amanah berasal dari akar kata yang sama dengan akar kata iman
dan aman, yaitu "أ-م-ن".
Jadi, Iman, aman dan amanah adalah tiga kata yang tidak terpisahkan. Karena ketiganya memiliki keterkaitan penafsiran
yang sangat erat. Amanah
tidak akan tertunaikan tanpa iman. Jika amanah sudah ditunaikan maka menyebabkan
hilangnya rasa aman.
Ada beberapa tahapan hilangnya sikap amanah.
Rasulullah SAW bersabda:
" إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا
أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ عَبْدًا , نَزَعَ مِنْهُ الْحَيَاءَ , فَإِذَا نَزَعَ
مِنْهُ الْحَيَاءَ , لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا مَقِيتًا مُمَقَّتًا , فَإِذَا
لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا مَقِيتًا مُمَقَّتًا , نُزِعَتْ مِنْهُ الْأَمَانَةُ ,
فَإِذَا نُزِعَتْ مِنْهُ الْأَمَانَةُ , لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا خَائِنًا مُخَوَّنًا
, فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا خَائِنًا مُخَوَّنًا
نُزِعَتْ مِنْهُ
الرَّحْمَةُ , فَإِذَا نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ , لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا
رَجِيمًا مُلَعَّنًا , فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا رَجِيمًا مُلَعَّنًا ,
نُزِعَتْ مِنْهُ رِبْقَةُ الْإِسْلَام"
Artinya:
Jika
Allah hendak membinasakan seseorang, maka Dia akan mencabut rasa malu darinya. Jika
dicabut rasa malu, maka kamu akan melihat dia akan dienci dan dijauhi
orang-orang.”
“Jika ia dibenci dan dijauhi orang-orang, maka hilanglah rasa amanah dalam dirinya.
Bila
amanah itu sudah dicabut, maka kamu melihat ia menjadi khianat dan pengkhianat.”
“Jika ia telah dianggap
khianat dan pengkhianat, maka dicabutlah rasa
kasih sayang dalam dirinya. Bila rasa kasih sayang itu sudah dicabut, maka kamu
akan melihat dia menjadi penjahat dan terlaknat.”
“Bila ia sudah jadi penjahat dan terlaknat, maka dicabutlah
Islam dalam dirinya." [HR. Ibnu Majah]
Terakhir, orang yang berhak mengemban amanah mestilah
memiliki dua syarat minimal: 1] Kompetensi (ilmiyah)
2] Integritas (syar’iyah). Kompetensi
tanpa integritas hanya melahirkan kecongkakan yang berdampak pada pengabaian
terhadap amanah.
Demikian, semoga amanah yang
kita emban, baik amanah dalam rumah tangga, keluarga, masyarakat, pekerjaan, maupun jabatan dapat kita tunaikan sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw.
Bekasi, 06 April 2012