Powered By Blogger
Powered By Blogger

Friday, May 4, 2012

Jakarta Tolak "Ifsad" Manji


Warga Pejaten (Jum’at, 4/5/2012) menolak kedatangan Irshad Manji, tokoh feminisme asal kanada. Masyarakat Pejaten Pasar Minggu Jakarta Selatan keberatan dengan acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Salihara, karena disinyalir mengkampanyekan faham lesbianisme dan praktik perkawinan sejenis. 

Rencananya, Irshad Manji akan melaunching buku "Allah, Liberty and Love" di sejumlah daerah di Indonesia.  
“Demi Allah, kami tidak akan meninggalkan tempat ini sebelum acara ini dibubarkan”, teriak salah seorang warga di Jl. Salihara Pejaten.  
Khawatir terjadi tindak anarkis dari warga, Kapolsek Pasar Minggu, Adri Desas Priyanto, SH. menghimbau  agar acara segera dikondisikan. Pasalnya, acara bertajuk “AllahLiberty and Love” ini, selain menghadirkan sosok kontroversial yang tidak mendapat restu dari masyarakat sekitar juga tidak mengantongi izin dari pihak berwajib.
Sekitar dua puluh  menit berjalannya acara, panitia mempersilahkan Kapolsek Pasar Minggu untuk memberikan himbauan.
“Jadi, malam ini saya ingin menyampaikan informasi sehubungan dengan kegiatan yang berlangsung hari ini. Pertama, saya mendapat SMS dari warga bahwa warga setempat keberatan dengan kegiatan di sini. Ada SMS-nya, buktinya. Pak RT dan Pak RW sudah berkumpul di sini. Kedua, selain warga setempat, ormas-ormas pun juga demikian. Ketiga, karena kegiatan ini tidak ada perizinannya. Semua kegiatan keramaian yang menghadirkan orang asing harus ada izin dari pihak kepolisian” papar Adri disambut riuh fan-fan Manji.
“Kalau ada izin, kami siap meng-back up acara ini mati-matian” ujar Adri kepada wartawan.
Dinilai arogan, Guntur Romli ancam akan mengadukan Adri ke Kapolda Metro Jaya hari ini (Kamis, 5/5/2012).
“Saya akan adukan Anda ke Kapolda besok”, ujar kurator program diskusi di Salihara Community dan editor Jaringan Islam Liberal Jakarta ini.
Sementara Ulil Absar Abdala, tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL), menganggap Kapolsek dapat tekanan dari Ormas.
“Saya fikir wajar ya, Kapolsek takut karena ditekan oleh Ormas. Tapi masalahnya, kalau di negeri kaum fundamentalis boleh bicara, kenapa aktvis liberal tidak boleh?”, ungkap Ulil heran saat dimintai keterangan oleh Eramuslim. (Masdar Helmi)

0 comments:

Post a Comment