Powered By Blogger
Powered By Blogger

Thursday, April 5, 2012

Amanah dan Arogansi Wakil Rakyat



Amanah. Amanah adalah lawan kata khianah. Setiap kita pasti merasa senang bila mendengar kata amanah. Bahkan, ketika baru mendapat amanah pun sudah merasa senang, meskii belum tentu mampu untuk menunaikannya. Akan tetapi, saat kita mendengar kata khianat, telinga terasa terbakar. Merah. Marah. 

Al-Quran menuturkan soal amanah ini, dalam surat Al-Anfal ayat: 27.
Allah Swt berfirman:
يا أيها الذين آمنوا لا تخونوا الله والرسول وتخونوا أماناتكم وأنتم تعلمون
Artinya: 
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui."

Allah juga berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
[  النساء : الآية 58]
Artinya:
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." [QS. An-Nisa: 58] 

Mari kita perhatikan redaksi ayat ini. Allah SWT menyebutkan kata amanah dalam bentuk plural (jamak). Bukan singular (tunggal). Itu artinya amanah yang diemban seseorang tidak mungkin satu. Pasti ia mengemban amanah lebih dari satu dan bervariasi.

Di sisi lain, kita melihat ayat ini menyebutkan kata adil setelah menyebutkan kata amanah. Dan ternyata memang demikian fenomena yang terjadi, bahwa keadilan tidak dituntut kecuali amanah sudah tidak ditunaikan.

Tuntutan rakyat kecil yang terjadi di berbagai daerah beberapa hari lalu adalah contoh nyata di mana keadilan dan amanah sudah sering diabaikan. Sehingga rakyat menuntut keadilan. Adil dalam menyikapi anggaran. Mayoritas rakyat Indonesia, terutama rakyat kecil menengah, menginginkan subsidi BBM tidak dicabut. Kalau ingin menjaga keseimbangan anggaran maka rakyat memohon agar anggaran belanja pemerintah yang mesti diturunkan. Jangan semua dibebankan kepada rakyat.


Pertanyaan kita:
Apakah dengan menaikkan harga BBM/mencabut subsidi, yang menurut asumsi pemerintah dapat menjaga kesetabilan anggaran (APBN-P), akan meningkatkan kinerja pemerintah? Akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada rakyat? Benarkah?
Masih butuh berapa lama untuk buat KTP? SIM? Dll.

Sejak dulu kita tahu bahwa shalat lima waktu menggugurkan dosa di antara shalat-shalat itu. Dan shalat Jum'at menghapus dosa hingga Jum'at berikutnya. Akan tetapi, adakah di antara kita yang menyadari bahwa menunuaikan amanah pun menggilas dosa dan kesalahan kita. 
Firman Allah:                                                                                                                                                           إنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ 
Artinya: 
Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu dapat menghapuskan keburukan (dosa). 
Rasulullah SAW bersabda:
اضمنوا لي ستا من أنفسكم أضمن لكم الجنة اصدقوا إذا حدثتم وأوفوا إذا وعدتم وأدوا الأمانة إذا ائتمنتم واحفظوا فروجكم وغضوا أبصاركم وكفوا أيديكم
(صحيح لغيره  الترغيب والترهيب: 1901)
Artinya:
”Berilah jaminan padaku enam perkara, maka aku jamin bagi kalian surga. Jujurlah saat berkata,tepati jika berjanji,tunaikan amanah jika dipercaya (mengmbannya),
jagalahkemaluan (kehormatan), tundukkan pandangan, cegahlah tangan-tangan kalian (dari menyakiti orang lain).”

Amanah berasal dari akar kata yang sama dengan akar kata iman dan aman, yaitu "أ-م-ن". Jadi, Iman, aman dan amanah adalah tiga kata yang tidak terpisahkan. Karena ketiganya memiliki keterkaitan penafsiran yang sangat erat. Amanah tidak akan tertunaikan tanpa iman. Jika amanah sudah ditunaikan maka menyebabkan hilangnya rasa aman.

Ada beberapa tahapan hilangnya sikap amanah.
Rasulullah SAW bersabda:

" إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ عَبْدًا , نَزَعَ مِنْهُ الْحَيَاءَ , فَإِذَا نَزَعَ مِنْهُ الْحَيَاءَ , لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا مَقِيتًا مُمَقَّتًا , فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا مَقِيتًا مُمَقَّتًا , نُزِعَتْ مِنْهُ الْأَمَانَةُ , فَإِذَا نُزِعَتْ مِنْهُ الْأَمَانَةُ , لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا خَائِنًا مُخَوَّنًا , فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا خَائِنًا مُخَوَّنًا نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ , فَإِذَا نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ , لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا رَجِيمًا مُلَعَّنًا , فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا رَجِيمًا مُلَعَّنًا , نُزِعَتْ مِنْهُ رِبْقَةُ الْإِسْلَام"
Artinya:
Jika Allah hendak membinasakan seseorang, maka Dia akan mencabut rasa malu darinya. Jika dicabut rasa malu, maka kamu akan melihat dia akan dienci dan dijauhi orang-orang.


Jika ia dibenci dan dijauhi orang-orang, maka hilanglah  rasa amanah dalam dirinya.
Bila amanah itu sudah dicabut, maka kamu melihat ia menjadi khianat dan pengkhianat.

Jika ia telah dianggap khianat dan pengkhianat, maka dicabutlah rasa kasih sayang dalam dirinya. Bila rasa kasih sayang itu sudah dicabut, maka kamu akan melihat dia menjadi penjahat dan terlaknat.

Bila ia sudah jadi penjahat dan terlaknat, maka dicabutlah Islam dalam dirinya." [HR. Ibnu Majah]  

Terakhir, orang yang berhak mengemban amanah mestilah memiliki dua syarat minimal: 1] Kompetensi (ilmiyah)
2] Integritas (syar’iyah). Kompetensi tanpa integritas hanya melahirkan kecongkakan yang berdampak pada pengabaian terhadap amanah.

Demikian, semoga amanah yang kita emban, baik amanah dalam rumah tangga, keluarga, masyarakat, pekerjaan, maupun jabatan dapat kita tunaikan sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw.



Bekasi, 06 April 2012

0 comments:

Post a Comment