معهد الأزهر للدراسات الإسلامية والعربية بجاكرتا
AZHAR INSTITUTE FOR ISLAMIC AND ARABIC STUDIES
LEMBAGA KAJIAN ISLAM DAN ARAB AL-AZHAR (LKIA) JAKARTA
Iftitah
Sejarah mencatat peranan Al-Azhar dalam
menlahirkan ulama dan pemimpin serta ulama
pemimpin umat, bukan saja dalam memerangi kebodohan (mahwul
ummiyah) tapi juga dalam perang
mengusir penjajah (ghazwul isti’mar).
Tidak hanya bergelut dalam riset ilmiah tapi juga peka terhadap isu keumatan. Wabil khusus dalam memerangi afkar munharifah (pemikiran sesat) dan membentengi maenstream akidah ASWAJA serta menjaadi ikon kesatuan umat Islam (wahdah islamiyah) seluruh dunia.
Tidak hanya bergelut dalam riset ilmiah tapi juga peka terhadap isu keumatan. Wabil khusus dalam memerangi afkar munharifah (pemikiran sesat) dan membentengi maenstream akidah ASWAJA serta menjaadi ikon kesatuan umat Islam (wahdah islamiyah) seluruh dunia.
Kontribusi Al-Azhar kepada umat Islam tentu tidak bisa dipandang sebelah mata. Namun, para alumni dan setiap individu yang merasa terinspirasi oleh kemegahan Al-Azhar tidak boleh bersembunyi di balik retorika nama besar tanpa andil dalam melestarikan wibawa itersebut. Di sinilah letak pentingnya berdiri Azhar Institute for Islamic and Arabic Studies (LKIA) sebagai wahana ekpresi para alumni untuk menyambung estafeta perjuangan Al-Azhar.
Sejarah Singkat
Sudah
jamak diketahui bahwa gerakan
kebangkitan dan
koreksi terhadap
kondisi umat
selalu diinspirasi
oleh para
ilmuwan mujahid. Melahirkan ulama sekaliber
Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bukanlah hal
yang mudah. Sama sulitnya untuk melahirkan
pemimpin sekelas Nuruddin
Zanki (511-569 H,
1118-1174 M) dan Salahuddin
Al-Ayyubi (532-589 H,
1138-1193 M) yang menghancurkan proyek
politik salibis
(westernisasi dunia
Islam) dan proyek
politik Syiah
(Daulah Fatimid) sekaligus.
Namun, bukan berarti tidak mungkin. Selagi berjalan pada
koridor Syara’ dan dengan langkah penuh keyakinan, maka Allah akan menolong. Hanya butuh waktu dan strategi sebagai
aplikasi dari ikhtiar wajib. Strategi penokohan para alumni untuk dapat menjadi
representator kemegahan almamater mereka.
Atas
dasar cita-cita
itulah, maka
para alumni
merasa perlu
menghimpun diri
dalam suatu
wadah silaturahmi
sebaga basis pergerakan dan
jaringan yang menaungi
semua latar
belakang pemikiran para alumni. Wadah
itu diberi
nama Lembaga
Kajian Islam dan Arab Al-Azhar (Azhar Institute for Islamic and Arabic Studies),
yang disingkat LKIA.
Visi
Menjadi
lembaga representatif
Islam dan Al-Azhar dalam
penegakkan
nilai-nilai
integral Islam. Menjadi
wadah pemersatu
para alumni
dalam
membangun
peta perjuangan
(road map) menuju kejayaan
Islam.
Misi
1. Mewadahi alumni untuk bersilaturahmi dengan
ikatan emosional sebagai
sesama
alumni Al-Azhar.
2. Melahirkan citra
positif terhadap alumni.
3. Mengarahkan opini
alumni kearah integralitas keislaman.
4. Memperkuat kesefahaman
(toleransi) bersama
antar
pergerakan
Islam/ormas.
5. Membendung arus
pemikiran sesat
(ex. liberal dan Syiah)
6. Menginspirasi alumni untuk
merepresentasikan Islam
Sunni
dalam berbagai kajian.
7. Memberdayakan alumni untuk
berkiprah di
tengah
masyarakat.
8. Merespon wacana umat, regional dan nasional.
Nama : Masdar Helmi, Lc
Alamat : Pondok Ranji, Ciputat.
Ttl : Lampung, 10 November 1986
Pekerjaan : Staf Ahli Sekjend MIUMI Bid. Media dan
Informasi
Status : Mahasiswa (Pascasarjana Institut Ilmu Al-Quran Jakarta).
Motto : Infiru khifafan watsiqalan
No. Telp : 0857 8291 9781
Nama : Masdar Helmi, Lc
Alamat : Pondok Ranji, Ciputat.
Ttl : Lampung, 10 November 1986
Pekerjaan : Staf Ahli Sekjend MIUMI Bid. Media dan
Informasi
Status : Mahasiswa (Pascasarjana Institut Ilmu Al-Quran Jakarta).
Motto : Infiru khifafan watsiqalan
No. Telp : 0857 8291 9781
0 comments:
Post a Comment